Kamis, 15 Juli 2010

DUA JEMPOL untuk MEREKA

Mungkin inilah kisah cinta abadi pada abad ini. 
Bpk Habibie menginspirasi ribuan mungkin jutaan orang tentang makna sebuah cinta yang begitu tulus.







Kata-kata terakhir Bpk Habibie, di depan jenazah istrinya, Ibu Ainun Habibie, telah menegakan bulu roma, membasahi mata, menyesakkan dada.
“Saya dilahirkan untuk ibu Ainun, dan ibu Ainun dilahirkan untuk saya,” tuturnya. 
”Ainun, saya sangat mencintaimu. Tapi Allah lebih mencintaimu. Sehingga saya merelakan kamu pergi.”
Kata-kata itu membuat gue terharu pada Pak Habibie yang setia disamping istri sampai akhir hayat. 
Semoga kelak bisa mendapatkan suami seperti itu. (Aminnn) 


Bukan hanya seperti setianya Pak Habibie tapi juga seperti setianya dan sebijaknya bokap gue.  Mengingat kejadian itu terlintas gue jadi teringat sama mendiang nyokap. terakhir nyokap pergi tepat dimana bokap ada disampingnya. setelah itu nyokap mengeluarkan air mata dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Melihat wajah bokap pada saat itu begitu pasrah melihat kenyataan dan berusaha untuk tidak menangis dihadapan anak-anaknya. berusaha untuk kuat menerima cobaan dariNya.
Gue yakin bahwa dibalik semua itu ia ikhlas merelakan separuh jiwanya yang telah pergi. dia tidak meronta-ronta. dia tidak menunjukkan wajah penyesalan. dia hanya menahan air matanya dan mengeluarkan senyum kecil serta menguatkan ketiga anak-anaknya sambil berkata, "Bapak ikhlas. ini adalah jalan terbaik dari Allah untuk mama. Mama meninggal cantik sekali. Bapak yakin mama di sana bahagia karena dia orang baik. maka dari itu kita harus ikhlas agar mama dapat melangkah dengan tenang."
kata-kata yang nggak akan pernah gue lupakan. keyakinan gue sama seperti bokap begitu juga dengan perasaan yang tangguh dan bijaksananya gue akan mencontohnya. 

kini, sudah empat bulani beliau tidak disamping bokap. melihat wajah letih bokap karena sekarang ia menjadi single parent yang membimbing gue dan semuanya sendiri. tapi, dibalik kelelahannya dia selalu mengaji dan membaca surat Yassin tiap malam untuk nyokap. melihat itu semua membuat gue menahan air mata sambil berkata dalam hati bahwa gue bangga jadi anaknya. gue bangga memiliki seorang ayah seperti dia. gue bangga melihat kesetiaannya yang begitu mendalam. gue bangga punya seorang ayah yang setia dan bijaksana. gue bangga!



Dan jujur, melihat kisah cinta dua orang tua di atas, gue jadi ingin memiliki kisah cinta seperti bpk habibie dan alm.ibu ainun. . . Kisah cinta yg suci, abadi, murni, sejati dan sempurna. . .seperti kisah cinta bokap dan alm. nyokap. walaupun kehilangan separuh jiwanya tapi masih tetap setia sampai akhir hayat. . . dan membuktikan bahwa raga boleh terpisah namun cinta tak akan pernah mati. 

DUA JEMPOL untuk MEREKA! 






1 komentar: