Sabtu, 19 Juni 2010

kursi goyang

Malam ini tak seperti malam kemarin. Lebih cerah karena terangnya setengah bulan yang dikelilingi bintang-bintang kecil bersama awan yang menyelimuti mereka...
Aku duduk di teras rumah, memandangi langit sembari merasakan hembusan angin malam yang menerpa wajahku dgn lembut.
Lalu kualihkan pandanganku menuju kursi goyang yang berada di teras, kursi itu bergoyang sendiri -pasti karena hembusan angin malam yg membuatnya tergoyang perlahan- hatiku termenung seketika. Pikiranku menerawang pada 1 titik kenangan.
Dulu, kursi goyang itu adalah tempat favorit dia. Dulu, dia selalu duduk di situ dgn mengenakan daster dan sandal rumah. Dulu, di kursi goyang itu aku diam2 selalu memerhatikan dia yg sedang melamun sendirian, entah memikirkan apa. Dulu, di kursi goyang itu pula tempat kami saling bercengkrama, berbincang, dan bercanda tawa...
Mengingatnya, aku hanya tersenyum kecil dan tak lama kursi goyang itu berhenti perlahan dari goyangannya -karena hembusan angin sudah tidak menerpa lagi- dan aku berpikir, barang sekecil apa pun yang menyangkut dirinya akan selalu menjadi kenangan yang berarti. Untukku untuknya dan untuk kami.



-aku rindu dia-
190610

Tidak ada komentar:

Posting Komentar